PENDAFTARAN SANTRI BARU PPP AL LATHIFIYYAH 1
Lomba CCA dan Adu Argumen Antar ribath
Senin, 9 April 2012. Tepat pukul 21.00 Lomba Adu Agumen dan
CCA Dalam Rangka memperingatai Hari Lahir dan Rojabiyyah PPP Al Lathifiyyah 1
dimulai. lomba yang dilaksanakan di aula Al Lathifiyyah tersebut di buka oleh
saudari Arini Ameliyah dan Umrotul Khoirun Nisa’ selaku MC. Dilanjutkan dengan
pembacaan tata tertib lomba oleh yang terhormat Ustadz Awaludin Jamil. Juri
pada malam hari itu adalah Ustadz Awaludin Jamil, Ustadz Atholillah Mahfudz dan
Ustadz Aly Mudhofar.
Lomba pertama yakni adu argumen antar ribath. ribath yang
pertama kali beradu argumen adalah utusan ribath al hidayah dan as salsa (As
sa’diyah dan As Salamah). Tema yang diambil adalah facebook dimana al hidayah
mnendapat bagian Kontra dan as salsa Pro. Berbagai argumen mereka lontarkan, seperti
halnya “Facebook hanya member dampak buruk”, “Tidak selamanya facebook member
dampak buruk karena tergantung niat penggunanya”. Babak pertama berlangsung
selama kurang lebih 15 menit.
Babak kedua yakni adu argumen antara ribath al hikmah dengan
al istiqlal. Mereka mendapat tema Rokok. Al Istiqlal mendapat bagian Kontra dan
Al Hikmah sbealiknya. Utusan ribath istiqlal berkata bahwa Rokok banyak
mahdorotnya daripada manfaatnya. Namaun kelompok al hikmah membantah dengan
arfumen rokok akan bermanfaat namun digunakan sesuai dengan kadarnya. Setelah
beberapa menit berlalu, utusan kedua ribath menyelesaikan adu argumen mereka
dengan memberikan kesimpulan.
Babak terakhir lomba adu argumen menyisakan ribath al hikmah
dengan al istiqlal. Di babak final ini, para utusan hanya beradu argumen
masalah kenaikan BBM. Beberapa menit dengan argumen masing masing akhirnya
lomba berakhir dengan juara satu di raih oleh ribath al hikmah dan juara dua
ribath al istiqlal.
Lomba dilanjutkan dengan CCA dengan materi diambil dari
kebahrul uluman, kitab Kholasoh nurul yaqin,
kitab ta’lim mutaallim dan kitab Bulughul marom. Babak pertama yakni
pertanyaan wajib, kedua yakni pertanyaan lempar dan terakhir adalah adu cepat.
Setelah berebut angka, didapatilah 2 ribath untuk final yakni ribath as salsa
dan ribath Al hikmah. Setelah pertanyaan pertanyaan di babat habis oleh kedua
belah pihak, panitia menjumlahkan nilai kedua kelompok. Dan juara satu diraih
oleh ribath as Salsa dan kedua Al Hikmah.
Panitia dan Pengasuh pada umunya berharap dengan adanya
lomba lomba ini dapat meningkatkan semangat para santri. Meski acara dilakukan
hingga hampir larut malam, para santri yang menjadi supporter tidak lelah dan
tidak sedikitpun semangat mereka surut. Tetap Semangat berlomba :)
Peletakan batu pertama dan Ulang tahun Ibu Nyai Hj Mahfudloh
12 Maret 2012 peletakan batu pertama Joglo PPP Al Lathifiyyah 1 dilaksanakan. acara tersebut dihadiri oleh Ibu Nyai Hj Machfudloh Aly ubaid, Kyai Hasib Wahab dan Ibu Nyai Hj Fatimah Hasib. acara dilaksanakan pada pukul 14.00 sepulang para santri Aliyah dan tsanawiyah. acara berlangsung kurang lebih satu jam. batu pertama diletakkan oleh yang terhormat Ibu Nayi Hj Machfudloh Ali ubaid yang kemudian di bantu olh Kyai H Hasib Wahab.
Perayaan Ulang Tahun Ibu Nyai berakhir ba'da isya'. ibu sangat terharu dengan kejutan yang diberikan. namun beliau berkata "saya udah ke GR an waktu naik ke aula". dan ketika ucapan itu terlontar, seluruh santri tertawa. hadiah yang diberikan berupa pigora foto yang berisi foto peletakan batu pertama siang harinya dan tulisan "Kami sayang Ibu karena Allah"
Sejarah PPP Al Lathifiyyah 1
PONDOK PESANTREN PUTRI AL LATHIFIYYAH 1
Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah
merupakan pondok putri yang pertama kali berdiri di lingkungan Pondok Pesantren
Bahrul Ulum. Keberadaannya terjadi pada
awal abad ke-20 yang tidak lepas dari Nyai Lathifah, Ibu kandung K.H.
Abdul Wahab. Semasa Nyai Lathifah aktif membantu Kyai Hasbullah dalam menangani
Pondok Pesantren Tambakberas, masyarakat putri di sekitar desa Tambakberas yang
berjumlah sekitar kurang lebih 15 orang ikut belajar kepada Nyai Lathifah. Maka
dibimbingnya masyarakat putri tersebut di rumah beliau. Kemudian untuk
menghimpun belajar santri di rumah beliau, maka K.H. Abdul Wahab mempunyai
inisiatif untuk membangun surau putri yang
dijadikan tempat belajar sekaligus tempat tinggal santri. Dari sinilah,
masyarakat menyebut mereka sebagai santri putri Tambakberas. Setelah wafatnya
Kyai Hasbullah, tongkat kepemimpinan pesantren Tambakberas dilanjutkan oleh
Kyai Wahab.
Sekitar tahun
1942 Nyai Lathifah wafat, kemudian kiprahnya diganti oleh menantu baliau yakni
Nyai Wahab. Beliau membangun beberapa kamar. Tidak lama kemudian surau tersebut
diganti dengan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah dengan dicetuskannya nama
Pesantren Tambakberas menjadi Pondok Pesantren Bahrul Ulum oleh K.H. Wahab,
maka Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyahpun menjadi Pondok Pesantren Putri AL
Lathifiyyah Bahrul Ulum. Lokasi pondok ini bertempat di sebelah utara rumah
Kyai Hasbullah dan Kyai Wahab.
Dalam
perjalanan sejarahnya, Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah yang bertugas
menyelenggarakan pendidikan agama bagi warga masyarakat terus mendapatkan
perhatian khalayak, sehingga upaya pengelolaannya pun mengalami upaya
peningkatan di bawah asuhan Kyai Wahab dan sang istri hingga permulaan dekade
1970.
Setelah
meninggalnya Kyai Wahab pada tahun 1971, tugas kepengasuhan dan kependidikan
terus dilaksanakan oleh Nyai Wahab dengan dibantu beberapa putra-putri,
menantu, terutama dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran, serta dalam hal pembangunan fisik, terutama
Nyai Hj. Mundjidah Wahab dan K.H.Imam Asy’ari Muhsin.
Upaya
penertiban administrasi kependidikan, utamanya di bidang ketata usahaan mulai
tampak sejak dekade 1970 an ini yang dibarengi dengan upaya penertiban
organisasi kepengurusan harian, sehingga pada dekade ini mulai nampak dirasakan
adanya pendidikan keorganisasian bagi santri secara teoritis maupun praktis.
Untuk mendukung upaya ini, staf kepembimbingan resmi mulai menjadi komponen
struktur organisasi kepengurusan harian.
Selain tetap
mengupayakan pengembangan fisik dan melestarikan model asli pendidikan
pesantren, pada dasawarsa 1980 an upaya pengembangan program kependidikan,
utamanya keterampilan keorganisasian dan kemasyarakatan bagi santri semakin
mendapatkan peluang. Hal ini dibuktikan dengan penekanan kembali pada pola
sorogan dalam pembelajaran kitab, ditingkatkannya program dakwah
kemasyarakatan, pemberdayaan santri khusus sebagai tenaga guru pembelajaran
kitab serta forum musyawarah bahtsul kitab. Selain itu mulai adanya penerbitan
bulletin “Kresan” sebagai media pelatihan dunia kewartaan dan kewartawanan
santri serta forum “aswaja” sebagai sebuah forum diskusi tentang
masalah-masalah umum aktual kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan
kewanitaan. Hal demikian tidak lepas dari peran dwitunggal K.H.Imam Asy’ari
Muhsin dan Nyai Hj.Mundjidah Wahab hingga wafatnya sang ibu, Nyai Wahab.
Pada dasawarsa
1990-an program kemasyarakatan melalui pendidikan keorganisasian dan
demokratisasi berpola pikir serta penyaluran aspirasi telah mencapai
peningkatan dengan adanya Konferensi periodik (frendik) sejak 1993 sebagai
forum tertinggi di tingkat kepengurusan guna merumuskan seluruh kebijakan pokok
beserta arahnya melalui Garis-Garis Besar Program Kegiatan (GBHPK) yang
dilanjutkan dengan pemilihan ketua umum pengurus harian, yang diikuti oleh
seluruh persona pengurus dan beberapa santri tertentu, sebagai perwakilan
seluruh santri, serta alumni tertentu. Tentu saja program pendidikan dan
pembelajaran pun mendapat peluang pengembangannya dengan upaya meningkatkan
penertiban kehidupan bermasyarakat di kalangan santri, utamanya pelaksanaan
seluruh program kegiatan beserta pola kontrolnya sesuai amanat frendik dalam
GBHPK dan hasil rapat kerja.
Pada tahun
1994 setelah Ibu Nyai Wahab meninggal, maka kepengurusan estafet diserahkan
penuh kepada Ibu Nyai Hj. Mahfudloh Aly Ubaid dengan didampingi putra-putri dan
menantu Ibu Nyai Wahab, terutama Ibu Nisful Laila dan Agus Roqib. Sejak tahun
1996, maka dimulai dalam pembangunan fisik yang
diawali dari gedung aula, diteruskan penambahan ruangan kamar-kamar dan
perpustakaan, serta perenovasian beberapa kamar. Setelah tahun 2000, dikuatkan
oleh keponakan-keponakan, dalam kepengurusan tersebut, Ibu Nyai Hj. Mahfudloh
Aly Ubaid dibantu oleh Agus Azam Khoiruman Najib.
Salah satu bentuk upaya pengembangan program
non fisik yang tampak menonjol adalah adanya penataan kembali model pelaksanaan
pembelajaran klasikal materi Nahwu-Sharaf dan bentuk khusus sorogan, sebagai
pratiknya serta halaqah pembelajaran baca alqur’an dengan pembangkitan daya
tangpap santri. Termasuk bentuk upaya bidang ini pada tahun 1995 pernah
dibentuk suatu kelompok pengajian bagi santri pasca SLTA yang kemudian disebut
dengan PESANTREN TINGGI AL LATHIFIYYAH,
dan sejak 1998 telah dibentuk kelompok santri aktif berbahasa Inggris, utamanya
di lingkungan ribath tempat huni mereka. Berdasarkan beberapa pertimbangan
Pengasuh dan Pembimbing pada tahun 2005 Lathifiyyah mencoba memberikan
pembelajaran yang lebih berkualitas bagi para Santri dengan adanya pelaksanaan
program Madrasah Diniyyah Al Lathifiyyah I yang disebut dengan MADIN. MADIN
menyebabkan perubahan pada sebagian besar sistematika pendidikan yang ada
sebelumnya, mulai dari pengelompokkan kelas yang didasarkan pada tingkat
kemampuan Santri serta lama pendidikan yang asalnya enam tahun karna mengacu
pada tingkatan kelas sekolah formal (3 tahun pertama tingkat SLTP dan 3 tahun
berikutnya tingkat SLTA) kini hanya empat tahun. Setiap mata pelajaran
mempunyai tarjet kurikulum yang harus dicapai sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, dengan begitu Santri dituntut untuk lebih disiplin dalam belajar.
Adapun pendidikan dan kegiatan Pondok
Pesantren Putri Al Lathifiyyah antara lain :
1.
Pengajian kitab kuning dengan
sistem sorogan maupun wethon. Pelaksanaannya dengan cara individual, klasikal
dan sentral.
2.
Madrasah Diniyyah.
3.
Madrasah Al qur’an dan tilawah.
4.
Kursus Bahasa Arab, Inggris dan
Kaligrafi.
5.
Pendidikan ASWAJA ( Ahlusunnah waljama’ah
).
6.
Kegiatan – kegiatan lain :
Ø
Pengaderan Banjari,
Ø
Pengaderan Qosidah,
Ø
Bina kader da’iyah,
Ø
Pesantren kilat,
Ø
Gelar Mushabaqoh Qur’an (GMQ),
Ø
Bahtsul kutub,
Ø
Kuliah subuh,
Ø
Pengkajian buku dan kitab,
Ø
Organisasi Daerah,
Ø
Penyuluhan Kesehatan,
Ø
Senam dan lomba – lomba (jasmani /rohani ),
Ø
Jam’iyatul Qurro wal Huffadz (JQH),
Ø
Diklat calon guru TPQ,
Ø
Pelatihan Kepemimpinan,
Ø
Pelatihan Jurnalistik,
Ø
Pelatihan Dekorasi,
Ø
Pelatihan MC,
Ø
Pelatihan Moderator,
Ø
Pelatihan Persidangan.
Fasilitas – fasilitas
Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I
·
Musholla
·
Perpustakaan
·
Laboratorium Komputer
·
Balai Kesehatan
·
Koperasi
·
Kantin
·
Wartel
·
Depo Air mineral
- Ruang Keterampilan
Subscribe to:
Posts (Atom)